Diposkan pada Umum

TIGA LANDASAN PENANGKAL ALIRAN SESAT DAN RADIKAL

Oleh : Syamsul Ma’arief S.H.
(Sekjend PW KAMMI Jabar, Aktivis Rohis)

 

Beberapa bulan terakhir masyarakat cukup dihebohkan dengan mencuatnya kembali isu gerakan bawah tanah Negara Islam Indonesia atau sering disingkat NII. Melalui metode cuci otaknya, korban yang berjatuhan tidak hanya orang dewasa, tapi sebagian besar adalah para remaja dan pemuda yang berusia antara 13 – 25 tahun. Dari pengakuan beberapa mantan pengikutnya, diperoleh keterangan terkait penyimpangan yang ada dalam ajaran organisasi tersebut. Mulai dari mengkafirkan orang lain –bahkan orang tuanya sendiri- yang tidak sepaham atau belum bergabung dengan organisasinya, diperbolehkannya mencuri barang milik orang lain yang dianggapnya kafir, diperbolehkannya menipu, berzina, bahkan berbohong demi menunaikan kewajibannya untuk membayar iuran wajib dari organisasinya. Yang paling parah adalah tidak diwajibkannya melaksanakan ibadah wajib seperti shalat dan puasa dikarenakan belum berdirinya negara Islam sebagai penegas dan penegak ajaran syariat Islam.

Seluruh ajaran sesat tersebut jelas bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri. Menegakkan syariat Islam hukumnya memang wajib terutama bagi pemeluknya. Namun kewajiban tersebut tidak lantas menjadi alasan pembenar maupun alasan pemaaf untuk menghalalkan segala cara seperti berbohong, menipu, mencuri bahkan berzina demi mewujudkan misinya tersebut.

Sejauh pengalaman penulis selama aktif di dunia rohis SMA dan juga dunia aktivis di kampus, setidaknya ada tiga landasan mendasar yang dapat dijadikan panduan ataupun pedoman dalam mengikuti organisasi Islam. Tiga landasan ini juga mungkin bermanfaat bagi orang tua maupun remaja dalam rangka menangkal aliran sesat yang berkedok organisasi Islam.

Landasan yang pertama adalah landasan salimul aqidah atau aqidah yang bersih dan lurus. Organisasi Islam yang baik adalah organisasi yang mengajarkan kepada para pengikutnya untuk memiliki aqidah yang bersih dan lurus. Aqidah yang meyakini tiada Tuhan selain Allah dan meyakini bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Dengan aqidah yang bersih dan lurus ini maka seorang manusia akan memahami hakikat penciptaannya sebagai manusia yaitu untuk menjadi hamba Allah dan menjadi khalifah di muka bumi. Dengan salimul aqidah ini juga para pengikut organisasi ini akan diingatkan untuk menjauhi dosa-dosa besar seperti syirik, membunuh, berzina, mencuri, mabuk, berjudi dan sebagainya. Maka merebaknya organisasi Islam yang mengakui adanya Nabi baru atau yang memperbolehkan pengikutnya untuk mencuri dan berbohong, merupakan organisasi yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam yang berlandaskan salimul aqidah.

Landasan yang kedua adalah landasan shahihul ibadah atau ibadah yang benar. Ibadah merupakan salah satu kewajiban sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah sang Maha Pencipta. Wajibnya ibadah tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Walaupun tinggal di negara mayoritas non muslim pun ibadah tetap harus dijalankan. Maka organisasi Islam yang baik adalah organisasi yang senantiasa memotivasi pengikutnya untuk bersemangat mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, berzakat, berhaji dan juga melaksanakan ibadah sunnah lainnya sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah S.A.W. Organisasi Islam yang baik juga akan berusaha menjauhkan para pengikutnya dari penghambaan kepada selain Allah, seperti pergi ke dukun, meminta karomah kepada kuburan atau tempat keramat ataupun mempercayai jimat sebagai penolong dan penolak bala. Pemurnian ibadah ini berkaitan erat dengan landasan yang pertama salimul aqidah demi menjaga kemurnian aqidah dari segala bentuk takhayul, bid’ah dan khurofat.

Landasan yang ketiga adalah landasan matinul khuluq atau akhlaq yang mulia. Salah satu cahaya keindahan Islam adalah keindahan akhlaq seorang muslim, tidak hanya kepada saudaranya sesama muslim, tapi juga terhadap seluruh umat manusia dan lingkungan sekitarnya. Organisasi Islam yang baik akan mengajarkan kepada para pengikutnya untuk senantiasa menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua, menepati janji, menjaga silaturahim dan adab pergaulan, menghindari tempat dan perbuatan maksiat dan juga kebaikan akhlaq lainnya. Dengan akhlaq yang mulia ini, maka seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Landasan matinul khuluq ini juga mengajarkan kepada pengikut suatu organisasi Islam untuk bersikap dewasa dan bijak atas suatu perbedaan, menghormati keragaman dan bertoleransi terhadap sesama umat beragama. Tidak dibenarkan melakukan tindakan kekerasan atau main hakim sendiri, apalagi sampai melakukan penganiayaan secara fisik bahkan pembunuhan yang menghilangkan nyawa manusia. Astaghfirullah.

Sebuah Upaya

Dengan berpedoman pada ketiga landasan tersebut, maka para orang tua diharapkan dapat melakukan upaya prefentif atau pendeteksian dini jika melihat anaknya terindikasi mengikuti suatu organisasi yang beraliran sesat atau radikal. Seorang anak yang biasanya periang dan senang bergaul, mendadak berubah menjadi pemurung dan mengasingkan diri. Waspadai juga bila anak sudah mulai terbiasa berbohong atau tidak pulang ke rumah selama beberapa hari tanpa kabar dan berita.

Anak yang menginjak usia remaja memang berada pada kondisi yang labil. Pada fase ini, anak akan mulai mencari identitas diri, idealisme, idola dan juga seluruh aktifitas dan perilaku yang ia anggap unik dan menarik. Maka sejak dini ajarkanlah anak untuk mengenal Tuhan dan Nabi nya. Tuhan tempatnya meminta dan berlindung. Nabi yang menjadi teladan idealnya sebagai manusia. Ajarkan pula anak untuk beribadah dengan baik dan benar. Dan yang terpenting ajarkanlah anak untuk menjadi manusia seutuhnya, manusia yang beradab, manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlaq yang mulia serta bersikap dewasa dengan bertoleransi terhadap seluruh umat manusia. Jika ini semua bisa dilakukan, semoga tidak ada lagi aliran sesat dan radikal yang dapat merusak masa depan kita baik secara pribadi, keluarga maupun bangsa. Wallahua’lam.***