Diposkan pada Umum

Runtuhnya Idealisme Jurnalis

Munas Partai Beringin benar-benar telah menguliti topeng idealisme (sebagian) jurnalis. Saling sikut, saling sindir, saling menjatuhkan dan saling membongkar aib merupakan pemandangan yang membuat jengah para penonton. Terutama dua stasiun TV (berita) swasta. Wajar saja,karena kedua stasiun TV tersebut memang milik kedua kontestan terkuat dalam festival ini.

Jurnalisnya yang seharusnya bersikap netral dan independen, malah ikut-ikutan kampanye dan black campaign. Acara mr. rambut kribo mendadak membahas tentang penderitaan korban lumpur. Digambarkan korban berwajah sendu dan pilu. Lalu dibalas oleh stasiun TV lawan dengan menayangkan berita silaturahim para korban lumpur ke rumah direktur. Digambarkan para korban berwajah senang dan bahagia. Terlihat lucu. Seperti dagelan dalam panggung sandiwara.

Padahal pengamat media dan komunikasi sudah berbusa mengkritisi perang udara ini. Mereka mengatakan percuma dan sia-sia saja melakukan duel di udara. Memangnya siapa yang ingin dipengaruhi..?? rakyat jelata?tukang becak?pengemis jalanan?buruh pabrik?atau petani di desa? Sia-sia saja kan??! toh festival ini adalah acara internal partai. dan pemilihannya pun dilakukan oleh ketua-ketua DPD dari setiap daerah. Dan setiap orang sudah melakukan manuver internalnya masing-masing. jadi untuk apa melakukan pembusukan di media massa..??

Kasihan para jurnalis di kedua media tersebut. harus tersenyum padahal jijik. harus membela padahal benci. harus promosi padahal gengsi. maka berbahagialah jurnalis yang merdeka. merdeka kata. merdeka jiwa. merdeka idealisme jiwa. MERDEKA…!!!

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa..”